LSI: SBY-Boediono Masih Berada di Posisi Teratas

Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyebutkan pasangan capres dan cawapres SBY-Boediono masih menempati posisi tingkat keterpilihan (elektabilitas) teratas dibandingkan pasangan capres lainnya, yakni Mega-Prabowo (Mega-Pro) dan JK-Wiranto.

Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh LSI pada 25 Mei hingga 30 Mei dengan jumlah responden sebanyak 2.999 orang di 33 provinsi di Indonesia. Dengan margin of error 1,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen dan wawancara dilakukan secara tatap muka.

Survei yang dilakukan LSI atas pesanan Fox Indonesia (konsultan kampanye SBY-Boediono) itu menyebutkan, sebanyak 71 persen responden memilih pasangan SBY-Boediono, sebanyak 16,4 persen responden memilih pasangan Mega-Prabowo dan sebanyak 6 persen responden memilih pasangan JK-Wiranto.

Direktur Riset LSI, Kusrido Ambardi, di Jakarta, Kamis, mengatakan, keunggulan SBY di atas 50 persen ini sudah terjadi sejak Maret 2009 dan terus meningkat sejak Pemilu Legislatif.

Menurut dia, banyaknya persoalan yang terjadi, seperti masalah ekonomi, kesejahteraan sosial dan penanganan korupsi, mereka menilai seorang pemimpin harus memiliki integritas yang tinggi, empati dan kompetensi untuk mengatasi masalah-masalah yang dinilai krusial.

"Mereka menilai pasangan SBY-Boediono lah yang memiliki tiga kriteria yang paling diinginkan responden," katanya seraya mengatakan sekitar 80 persen responden memilih tiga kriteria tersebut.

Elektabilitas Jusuf Kalla mengalami peningkatan setelah mengukuhkan diri berpasangan dengan Wiranto pada pemilu presiden Juli mendatang.

"Pada survei 3 Mei, ketika dipasangkan dengan Endriartono Sutarto, elektabilitas JK hanya di kisaran 3 persen, tetapi pada survei terakhir LSI pada 25 Mei-30 Mei 2009, elektabilitas JK-Wiranto meningkat menjadi 7 persen," paparnya seraya mengatakan tetapi kenaikan angka elektabilitas JK-Wiranto justru mengganggu pasangan lainnya, Mega-Prabowo.

Pasangan Mega-Prabowo ketika disurvei pada 3 Mei 2009 elektabilitasnya mencapai 21 persen, namun pada survei ini turun pada kisaran 18 persen.

Kusrido yang biasa dipanggil Dodi mengaku, seluruh biaya survei ditanggung oleh Fox Indonesia, namun dirinya tidak tahu berapa besar dana yang diberikan oleh Fox untuk melakukan survei itu.

"Saya tidak tahu dananya berapa. Saya hanya melakukan riset saja kok," katanya seraya mengatakan proses perencanaan dan penentuan instrumen survei tidak dipengaruhi oleh si pembiaya.

Mengenai proses metodologi dan keakuratan data, ia mengaku berani memberikan jaminan.

"Saya jamin data ini akurat. Tidak ada pihak lain yang ikut campur dalam riset ini," ujarnya seraya menambahkan sejumlah partai juga menggunakan lembaganya untuk melihat persepsi publik mengenai berbagai hal.

Tim sukses pasangan capres Mega-Prabowo, Maruarar Sirait menilai survei yang dilakukan LSI belum tentu benar bahwa SBY-Boediono yang akan dipilih oleh masyarakat sebagai persiden karena masih ada waktu 30 hari untuk melakukan kampanye besar-besaran.

"Saya menghargai upaya LSI untuk melakukan survei, namun datanya belum tentu benar. Kita lihat saja nanti saat pelaksanaan Pilpres," katanya yang juga menjabat sebagai ketua Bidang Pemuda, Mahasiswa dan Olahraga PDIP.

Ia mengaku tidak terlalu percaya dengan data survei yang dilakukan LSI, pasalnya survei itu dilakukan berdasarkan permintaan dari Fox Indonesia, yang merupakan tim konsultan pasangan SBY-Boediono.

"Saya melihat ada kecendrungan penggiringan opini oleh lembaga-lembaga survei yang ada, yang mayoritasnya adalah tim suksesnya SBY," katanya.

Hal senada juga dikatakan oleh Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan capres JK-Wiranto, Indra Jaya Piliang, bahwa survei yang dilakukan oleh LSI tidak semuanya benar karena masih ada waktu sebulan untuk mempersiapkan kampanye.

"Kita lihat saja nanti siapa yang menjadi presiden, pertarungan kampanye masih 30 hari," ujarnya.

Ketua Partai Demokrat Anas Urbaningrum, mengaku, bersyukur dengan adanya survei dari LSI yang menyebutkan keterpilihan pasangan SBY-Boediono masih teratas dibandingkan dua pasangan capres lainnya.

"Survei ini sangat relevan dengan `take line` Lanjutkan," katanya sambil tersenyum. (*)

Sumber: Antara

1 komentar:

  1. LSI klo buat nilai persentase jgn tinggi2, byrpun itu benar hasilnya segitu,
    bikin agak berimbang dikitlah, byr perebutan Presiden jadi seru...
    klo udah tau siapa presiden mendatang. ngpain diadain pemilu segala..
    buang2 duit, mending duitnya buat modal usaha, byr bisa jadi tambah kaya.
    hahahha....
    http://sosialnet.blogspot.com/
    http://statcivil.blogspot.com/