Presiden SBY Gandeng PMII

Untuk menciptakan pemerintahan yang baik (good government), presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk mahasiswa. Oleh karena itu, presiden SBY juga menggandeng kader dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Pemerintahan kabinet Indonesia bersatu (KIB) di bawah pimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) banyak mengalami kemajuan. Yang paling menonjol diantaranya terkait upaya pemberantasan korupsi dan pertumbuhan ekonomi plus di tengah krisis global di saat minus-nya pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangga. Selain itu, bangsa Indonesia lebih mandiri dengan keluarnya dari CGI dan IMF. Demikian dikatakan presiden SBY dalam pidatonya di hadapan kader dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia yang menyelenggarakan tasyakuran harlah ke-49 di Balai Kartini, Jl. Gatot Subroto Jakarta (28/05/2009).

Dalam kesempatan itu, Presiden SBY berharap agar PMII senantiasa aktif mendukung proses pembangunan yang tengah berlangsung. Sebab, siapa pun yang terpilih pada pemilu presiden (pilpres) yang akan datang harus mampu menjalankan tiga agenda penting yaitu kesejahteraan rakyat, good governance dengan tidak berkompromi pada korupsi, dan mengembangkan demokrasi yang berakhlak dan membawa manfaat.

PMII juga diminta untuk tetap turut mengawasi dan terlibat dalam proses pemilu presiden dan menggunakan hak pilihnya guna mengulangi kesuksesan dalam pemilu legislatif. Di mana, pemilu 9 April lalu itu berlangsung dengan baik tanpa ada benturan apa pun. Meskipun banyak terjadi rapat umum, namun rakyat semakin dewasa dalam berpolitik.

“Untuk PMII, silahkah menggunakan haknya masing-masing, yang penting pilpres harus damai, jujur, dan adil. Siapapun nanti yang terpilih, bisa saya, bisa Pak JK, dan bisa Ibu Megawati, hanya Allah yang tahu," tukas presiden dengan gaya pidatonya yang khas, berhati-hati, diplomatis dan suara yang tegas.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua umum PB PMII Muhammad Rodli Kaelani menyampaikan komitmennya untuk senantiasa mendorong proses perubahan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Menurutnya, PMII telah terbukti selalu menjadi kekuatan pendorong utama perubahan. Misalnya, pada transisi Orde Lama menuju Orde Baru, ketua umum PB PMII alm. Zamroni menjadi ketua presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) sebagai organ utama yang menggelorakan perubahan di kalangan mahasiswa saat itu. Tak ketinggalan, organisasi yang saat ini memiliki 230 cabang di seluruh Indonesia itu, turut dalam menumbangkan orde baru dan lahirnya era reformasi.

Oleh karena itu, presiden tak perlu ragu dengan komitmen PMII hingga di usianya yang hampir setengah abad ini. PMII tetap konsisten pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI, berpegang teguh pada ajaran Islam ahlussunnah wal jama’ah serta mengawal pemerintahan yang demokeratis,menghargai keragaman bangsa dan merawat tradisi lokal.

“PMII tetap berkomitmen dengan cita-cita kebangsaan, bepegang teguh pada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah yang rahmatan lil alamin,” kata ketua umum PMII asal Manado ini disaksikan para pendiri, mantan ketua umum, pengurus dan kader PMII.

Dalam kesempatan tersebut, hadir dua dari tiga pendiri yang masih hidup yaitu KH. Nurl Huda dan Said Budairy. Juga para mantan ketua umum PMII seperti Abduh Padare, Ahmad Bagja Muhyidin Arubusman, Suryadharma Ali, Muhaimin Iskandar, Syaiful Bahri Anshori, Nusron Wahid, Abdul Malik Haramain dan Herry Haryanto Azumi. Ribuan kader dan alumni PMII juga berduyun-duyun dalam perayaan tahunan itu.

Hari ini, lanjut Rodli, semua harus tetap semangat membangun bangsa ini, dan tetap optimis menatap masa depan. Rakyat masih memiliki harapan besar agar Indonesia menjadi bangsa yang mandiri, bermartabat, adil dan makmur. Semuanya harus dimulai dari sebuah penguatan kepemimpinan dan kepentingan nasional yang dibangun, dan sinergi antar elemen bangsa untuk mengawal agenda-agenda yang dimandatkan oleh rakyat kepada kepemimpinan nasional.

“Tentu, tradisi kepemimpinan yang tidak ekstrem sekaligus tidak konservatif merepresentasi status quo. Tetapi tradisi kepemimpinan yang progresif, merepresentasi agenda-agenda perubahan yang diusung dan mewakili optimisme serta ekspetasi besar masyarakat. Besar harapan kami perubahan ke arah lebih baik dapat cepat dilakukan, kesejahteraan dan kemakmuran rakyat dapat cepat tercipta, dan kelanjutan pembangunan tetap menjadi prioritas,” jelas Rodli.

Tak kurang dari dua jam, Presiden SBY berbagi gagasan dengan PMII dengan suguhan kekayaan budaya bangsa berupa tari-tarian diantaranya tarian daerah papua dan tari saman Aceh. Turut hadir mendampingi presiden diantaranya Ibu Ani Bambang Yudhoyono, gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan beberapa anggota kabinetnya seperti Menkominfo M. Nuh, Menhub Jusman Syafei Djamal, Mensesneg Hatta Rajasa dan Menag Maftuh Basyuni.musim

2 komentar:

  1. Sebagai Pemuda/i generasi penurus bangsa , pemuda seharusnya mengambil peran sebagai control dna independen sifatnya, jangan terkotak-kotak. Bersatulah pemuda indonesia menuju indonesia baru

  2. Sayang sekali IKA-PMII tidak bisa berjuang untuk kepentingan para alumni yang notabene heterogen. Kalau duung mendukung SBY seperti itu sih ya manfaatnya jg secara pribadi paling...